https://kireka.setiabudi.ac.id/index.php/kireka/issue/feed Jurnal Kimia dan Rekayasa 2024-09-03T02:59:52+00:00 Ir. Dewi Astuti Herawati, ST., M.Eng. dewitkusb@gmail.com Open Journal Systems <p align="justify"><span lang="en"><strong>Jurnal Kimia dan Rekayasa (J.Kireka)</strong> merupakan jurnal hasil penelitian laboratorium, studi lapangan, studi kasus, telaah pustaka yang diterbitkan oleh Program Studi S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Setia Budi pada bulan Juli 2020. Jurnal ini diterbitkan 2 (dua) kali dalam satu tahun yaitu pada bulan Januari dan Juli. Bidang kajian yang termuat dalam Kimia dan Rekayasa adalah bidang Kimia (Kimia, Biokimia, Analisis Kimia, Kimia Material, Kimia Lingkungan) dan bidang Rekayasa (Rekayasa Kimia, Rekayasa Industri, Bioproses dan Teknologi, Rekayasa Lingkungan dan Rekayasa Pangan).</span></p> https://kireka.setiabudi.ac.id/index.php/kireka/article/view/88 Thin Layer Chromatographic Separation of Amino Acids by Determining the Resistivity Factor Value 2024-08-07T15:06:46+00:00 Dila Aulia Hafizah sunardi@setiabudi.ac.id Sunardi sunardi@setiabudi.ac.id <p><em>Research has been conducted to separate amino acids using thin layer chromatography (CLT) by determining the retention factor (Rf) value. Amino acids are important components of proteins that have various functions in the body. KLT is a simple chromatographic method that is often used to separate and identify chemical components in a mixture. In this study, KLT was used to separate four types of amino acids, namely histidine, tryptophan, glycine, and alanine. The KLT procedure includes silica plate preparation, sample bottling, chromatogram formation by elution of various solvents, and determination of the Rf value of each sample. The results showed that each amino acid sample has a different Rf value due to differences in the polarity of each amino acid to the stationary phase of the silica plate and the solvent used. However, the Rf values obtained are not in accordance with the theory because there are errors in the preparation of silica plates.</em></p> <p><strong>Abstrak<br></strong>Penelitian telah dilakukan untuk memisahkan asam amino menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan menentukan nilai faktor retensi (Rf). Asam amino adalah komponen penting dari protein yang memiliki berbagai fungsi dalam tubuh. KLT merupakan metode kromatografi sederhana yang sering digunakan untuk memisahkan dan mengidentifikasi komponen kimia dalam suatu campuran. Dalam penelitian ini, KLT digunakan untuk memisahkan empat jenis asam amino, yaitu histidin, triptofan, glisin, dan alanin. Prosedur KLT mencakup persiapan pelat silika, penotolan sampel, pembentukan kromatogram dengan elusi berbagai pelarut, dan penentuan nilai Rf setiap sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap sampel asam amino memiliki nilai Rf yang berbeda karena perbedaan kepolaran masing-masing asam amino terhadap fase diam pelat silika dan pelarut yang digunakan. Namun, nilai Rf yang diperoleh belum sesuai dengan teori karena terdapat kesalahan dalam persiapan pelat silika.</p> 2024-07-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Kimia dan Rekayasa https://kireka.setiabudi.ac.id/index.php/kireka/article/view/89 Yield and Characteristics of Biodiesel as an Impact of Varying Types of Cooking Oil Waste 2024-08-07T15:22:52+00:00 Haryono haryono@unpad.ac.id Atiek Rostika Noviyanti haryono@unpad.ac.id Allyn Pramudya Sulaeman haryono@unpad.ac.id Hersandy Dayu Kusuma haryono@unpad.ac.id Nova Rahmadona haryono@unpad.ac.id <p><em>Increased activity in various sectors causes fuel demand to increase. Therefore, it is necessary to provide renewable alternative fuels. Biodiesel is an alternative fuel for diesel engines that comes from plant oils, animal fats or waste cooking oil. The aim of this research is to study the effect of the type of cooking oil waste on the yield and characteristics of biodiesel in the synthesis of biodiesel with a homogeneous catalyst. Biodiesel synthesis goes through four stages of treatment, namely: purification of waste cooking oil, esterification with a sulfuric acid catalyst, transesterification with a potassium hydroxide catalyst, and biodiesel purification. The types of cooking oil waste vary based on the waste source, in the form of waste oil from frying pans, seafood and fried chicken. The research results showed that biodiesel from waste cooking oil for frying fritters, chicken and seafood was obtained with successive yields of 54.70; 64.25; and 58.11%. The characteristics of biodiesel from each type of cooking oil waste meet the biodiesel quality requirements based on SNI 7182-2015.</em></p> <p><strong>Abstrak<br></strong>Peningkatan aktivitas di berbagai sektor menyebabkan kebutuhan bahan bakar semakin meningkat. Oleh sebab itu dibutuhkan ketersediaan bahan bakar alternatif yang bersifat terbarukan. Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif untuk mesin diesel yang berasal dari minyak tumbuhan, lemak hewan, ataupun limbah minyak goreng. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh jenis limbah minyak goreng terhadap rendemen dan karakteristik biodiesel pada sintesis biodiesel dengan katalis homogen. Sintesis biodiesel melalui empat tahap perlakuan, yaitu: pemurnian limbah minyak goreng, esterifikasi dengan katalis asam sulfat, transesterifikasi dengan katalis kalium hidroksida, dan pemurnian biodiesel. Jenis limbah minyak goreng divariasikan berdasarkan sumber limbah, berupa limbah minyak dari penggorengan gorengan, <em>seafood</em>, dan ayam goreng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biodiesel dari limbah minyak goreng untuk penggorengan gorengan, ayam, dan <em>seafood</em> diperoleh dengan rendemen berturut-turut sebesar 54,70; 64,25; dan 58,11%. Karakteristik biodiesel dari masing-masing jenis limbah minyak goreng tersebut telah memenuhi syarat mutu biodesel berdasarkan SNI 7182-2015.</p> 2024-07-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Kimia dan Rekayasa https://kireka.setiabudi.ac.id/index.php/kireka/article/view/90 Processing Of Laundry Wastewater With Continuous Electrocoagulation Method 2024-08-08T02:23:59+00:00 Claresta Velda Perlita Sakti clarestavelda22@gmail.com Nurul Lailatul Fajriyah clarestavelda22@gmail.com Tri Widayatno clarestavelda22@gmail.com <p><em>Laundry activities produce liquid waste containing phosphates, surfactants, ammonia, nitrogen, TSS, BOD, and COD. Liquid waste treatment needs to be done so as not to disturb the environment. One method of liquid waste treatment is the electrocoagulation method. This study aims to determine the effect of time and voltage, as well as the effect of plate surface area and current strength on the decrease in BOD, COD, and TSS levels in laundry waste by continuous electrocoagulation method. Sampling was carried out at Basmala Laundry Kartasura. This study used variations in plate surface area (832; 1036; 1240 cm<sup>2</sup>) and current strength (1; 1.5; 2 amperes) as well as voltage (10; 17; 24 volts) and residence time (1; 2; 3 hours). The results showed a decrease in COD levels at a voltage of 17 volts with a residence time of 2 hours by 104 mg/L and at a plate surface area of 1240 cm<sup>2</sup> with a current strength of 2 amperes by 48 mg/L. The decrease in BOD levels at a voltage of 17 volts with a residence time of 1 hour amounted to 64.5 mg/L and a plate surface area of 1240 cm<sup>2</sup> with a current strength of 2 amperes amounted to 48 mg/L. The decrease in TSS levels at a voltage of 24 volts with a residence time of 3 hours was 12 mg/L and at a plate surface area of 832 cm<sup>2</sup> with a current strength of 1.5 amperes and a plate surface area of 1036 cm<sup>2</sup> with a current strength of 2 amperes was 15 mg/L</em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Kegiatan industri rumah tangga laundry menghasilkan limbah cair yang mengandung fosfat, surfaktan, amoniak dan nitrogen, TSS, BOD, dan COD. Pengolahan limbah cair perlu dilakukan agar tidak mengganggu lingkungan. Salah satu metode pengolahan limbah cair&nbsp; adalah metode elektrokoagulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan tegangan, serta pengaruh luas permukaan plat dan kuat arus terhadap penurunan kadar BOD, COD, dan TSS pada limbah laundri dengan metode elektrokoagulasi secara kontinyu. Pengambilan sampel dilakukan di Basmala Laundri yang terletak di Kartasura. Pada penelitian ini menggunakan variasi luas permukaan plat (832; 1036; 1240 cm<sup>2</sup>) dan kuat arus (1; 1,5; 2 ampere) serta tegangan (10; 17; 24 volt) dan waktu tinggal (1; 2; 3 jam). Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan kadar COD pada tegangan 17 Volt dengan waktu tinggal 2 jam sebesar 104 mg/L dan pada luas permukaan plat 1240 cm<sup>2</sup> dengan kuat arus 2 ampere sebesar 48 mg/L. Penurunan kadar BOD pada tegangan 17 Volt dengan waktu tinggal 1 jam sebesar 64,5 mg/L dan luas permukaan plat 1240 cm2 dengan kuat arus 2 ampere sebesar 48 mg/L. Penurunan kadar TSS pada tegangan 24 Volt dengan waktu tinggal 3 jam sebesar 12 mg/L dan pada luas permukaan plat 832 cm<sup>2</sup> dengan kuat arus 1,5 ampere dan luas permukaan plat 1036 cm<sup>2</sup> dengan kuat arus 2 ampere sebesar 15 mg/L.</p> 2024-07-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Kimia dan Rekayasa https://kireka.setiabudi.ac.id/index.php/kireka/article/view/87 Decreasing Total Hardness of Dug Well Water Against Variations in Boiling Time 2024-07-26T03:08:50+00:00 Suseno pakseno67@gmail.com Gisela Naperta Bintaeka Saestri pakseno67@gmail.com <p><em>Water is a basic needs for humans, where one source of clean water is dug well. One of the problems that arise from dug wells is that water contains high hardness, when the water boiled it will cause a white crust on the bottom of the kettle or pan. This research aims to determine the level of the water in several wells owned by residents RT 1 RW 1 Mojosongo and to find out the decrease in hardness of well water with variations in the length of boiling water. This research refers to the analysis of hardness determination by complexometric method (SNI.06-6989.12-2004). After doing research on total hardness which is counted as CaCO<sub>3</sub> the results are obtained : well A is 554,4 mg/l, well B is 567,6 mg/l, and well C is 580,8 mg/l. In variations of boiling 10 minutes, 20 minutes, 30 minutes, 40 minutes and 50 minutes for well water 1, 2 and 3, the total hardness results were below 500 mg/l as CaCO3 with an average decrease in total hardness respectively of 29 .07%; 42.51%; 57.62%; 64.34%; and 71.83%. The decrease in hardness by heating causing some calcium ions to precipitate as CaCO3 by releasing CO<sub>2</sub> and H<sub>2</sub>O.</em></p> <p><strong>Abstrak<br /></strong>Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia, dimana salah satu sumber air bersih adalah sumur gali. Permasalahan yang timbul dari sumur gali salah satunya adalah airnya mengandung kesadahan yang tinggi dimana apabila air direbus menimbulkan kerak putih pada dasar ketel atau panci. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadahan air di beberapa sumur milik warga Krajan Rt 1 Rw 1 Mojosongo dan untuk mengetahui penurunan kesadahan air sumur dengan variasi lama perebusan air. Penelitian ini mengacu pada analisis penetapan kesadahan total dengan metode kompleksometri (SNI.06-6989.12-2004). Setelah dilakukan penelitian kesadahan total yang dihitung sebagai CaCO<sub>3</sub> didapatkan hasil sebagai berikut : sumur A sebesar 554,4 mg/l, sumur B sebesar 567,6 mg/l, sumur C sebesar 580,8 mg/l. Pada variasi perebusan 10 menit, 20 menit, 30 menit, 40 menit, dan 50 menit terhadap air sumur 1, 2 dan 3 didapatkan hasil rata-rata penurunan kesadahan total secara berturut – turut sebesar 29,07%; 42,51%; 57,62%; 64,34%; dan 71,83%.</p> 2024-07-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Kimia dan Rekayasa https://kireka.setiabudi.ac.id/index.php/kireka/article/view/372 Comparative Study of Variations in Oxidizing Agents on the Quality of Briquettes from Songgon Coconut Shells, Banyuwangi Regency 2024-09-03T02:59:52+00:00 Eko Malis malisgsn@gmail.com Rosyid Ridho malisgsn@gmail.com Qurrata Ayun malisgsn@gmail.com Reni Eka Evi Susanti malisgsn@gmail.com <p><em>Research has been carried out on the preparation of a Comparative Study of Variations in Oxidizing Substances on the speed of ignition of briquettes from Songgon Coconut Shell, Banyuwangi Regency. To determine the ignition time, several oxidizers NaNO<sub>2</sub>, KNO<sub>3</sub> and K<sub>2</sub>Cr<sub>2</sub>O<sub>7 </sub>were used. The percentage of oxidizing agent is 10, 15, 20, 25, 30 %. Coconut shell briquettes are obtained through conventional pyrolysis in a wood-burning stove for 12 hours with liquid smoke as a byproduct. The adhesive used in this research was starch with its own variations 15 %. The characteristics of the briquettes produced include: ignition time, burning time, and water content. From the characterization results it can be seen that the best oxidizer used is K<sub>2</sub>Cr<sub>2</sub>O<sub>7</sub> oxidizer with a concentration of 25%, flame time of 9 seconds. The best burning time is with the addition of the oxidizer Sodium NItrite, namely 18650 seconds, at a concentration of 5%. The ash content increases as the oxidizer increases. The briquettes produced are in accordance with SNI No. 1/6235/2000, namely &#8804 9%. The water content of the briquettes produced was smallest with the addition of the oxidizer K<sub>2</sub>Cr<sub>2</sub>O<sub>7</sub> at 4.2% with a concentration of 5%.</em></p> <p><strong>Abstrak</strong> Telah dilakukan penelitian preparasi Studi Perbandingan Variasi Zat Pengoksidasi Terhadap kecepatan waktu Nyala briket dari Tempurung Kelapa Songgon Kabupaten Banyuwangi. Untuk mengetahui waktu nyala digunakan beberapa oksidator NaNO<sub>2</sub>, KNO<sub>3</sub> dan K<sub>2</sub>Cr<sub>2</sub>O<sub>7 </sub>. Persentase oksidator dilakukan yaitu10, 15, 20, 25, 30 (dalam %). Briket tempurung kelapa diperoleh melalui pirolisis konvensional dalam tungku yang dibakar dengan kayu bakar selama 12 jam dengan hasil samping liquid smoke. Perekat yang digunakan pada penelitian ini Tepung kanji dengan variasi masing-masing 15 %. Karakterisasi dari briket yang dihasilkan antara lain : waktu nyala, lama pembakaran, dan kadar air. Dari hasil karakterisasi dapat diketahui bahwa dari oksidator yang dipakai yang terbaik adalah osidator K<sub>2</sub>Cr<sub>2</sub>O<sub>7</sub> dengan konsentrasi 25 %, waktu nyala 9 sekon. Lama pembakaran terbaik adalah dengan penambahan oksidator Natrium NItrit yaitu 18650 sekon, pada konsentrasi 5%. Kadar abu meningkat seiring peningkatan oksidator. Briket yang dihasilkan sudah sesuai berdasarkan SNI No. 1/6235/2000 yaitu &#8804 9%. Kadar air dari briket yang dihasilkan terkecil dengan penambahan oksidator K<sub>2</sub>Cr<sub>2</sub>O<sub>7</sub> sebesar 4,2% dengan konsentrasi 5%</p> 2024-07-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Kimia dan Rekayasa